6/recent/ticker-posts

KEBENARAN YANG TERBUNGKAM (Ancaman Kehancuran dan Kebangkitan)


Oleh: Dr. Rusdan H


Bandung Barat, BERITAedukasi.com -Di tengah arus informasi yang deras, bisakah kita masih mendengar bisikan kebenaran?. Kebenaran yang terbungkam, terhalang oleh kepentingan pribadi, dogma, dan ketakutan. Kebenaran yang terbungkam, mengantarkan kita pada jurang kehancuran.


Kebenaran, Suara yang Harus Terus Dikumandangkan. “Kebenaran, walaupun tidak dilakukan, harus terus diomongkan,” kata seorang ulama bijak. Kebenaran bagaikan nyala api kecil, ia perlu terus dijaga dan dihidupkan agar tidak padam ditelan kegelapan. Sekali kebenaran didiamkan, entah atas nama demokrasi, liberalisasi, atau alasan lainnya, barokah bumi akan dicabut. Prahara besar akan mengantarkan manusia pada kiamat yang mengerikan.


Keheningan yang Berbahaya. Kebungkaman terhadap kebenaran bagaikan racun yang perlahan menggerogoti fondasi kehidupan. Ketika kebenaran dibungkam, ketidakadilan merajalela, kebohongan merajalela, dan manusia terjerumus dalam jurang kebodohan.


Kebangkitan dari Kegelapan. Namun, masih ada harapan. Di tengah keheningan yang mencekam, masih ada suara-suara yang berani menyuarakan kebenaran. Suara-suara kecil yang bersatu, bagaikan ombak yang mampu menghempaskan kebohongan dan ketidakadilan.


Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan kebenaran. Kebenaran yang mungkin tidak populer, yang mungkin membuat kita dibenci, yang mungkin membahayakan diri kita, tapi kita harus tetap menyuarakan kebenaran, kebenaran itu akan tetap menjadi kebaikan bagi yang memperjuankan dan lingkungannya. Mari Bangkit dan Bersuara!.


Ingatlah, diamnya kita hanya akan mempercepat kehancuran. Mari bangkit dan bersatu, kobarkan nyala api kebenaran, dan ciptakan dunia yang lebih adil, lebih damai, dan lebih sejahtera.


Kebenaran Harus Terus Diomongkan!

Jangan biarkan keheningan menelan suara kita. Mari bangkit dan bersuara untuk kebenaran!


Di zaman yang serba cepat ini, kebenaran seolah menjadi barang langka. Informasi berseliweran, tak sedikit yang menyesatkan dan penuh kepalsuan. Media sosial dipenuhi suara-suara lantang, namun tak semuanya membawa pesan kebenaran. Di balik topeng keadilan, tak jarang bersembunyi kepentingan pribadi dan agenda terselubung.

Suara-suara kritis dibungkam, diredam dengan ancaman dan intimidasi. Ketidakadilan merajalela, dibalut dalih demokrasi dan liberalisasi. Orang-orang yang berani menyuarakan kebenaran dicap pengganggu, pembuat onar. Ketakutan merajalela, membungkam mulut dan melumpuhkan nurani.


Kisah Api Kecil yang Melawan Prahara Besar

Namun, sejarah membuktikan, api kecil kebenaran tak pernah bisa benar-benar dipadamkan. Ia akan terus menyala, meski redup, di ruang-ruang kecil hati nurani manusia.


Ingatkah kita pada kisah Mahatma Gandhi, yang dengan Satyagraha-nya, perlawanan tanpa kekerasan, berhasil melawan penjajahan Inggris? Atau Nelson Mandela, yang berjuang melawan apartheid di Afrika Selatan dengan keteguhan dan keyakinan? Api kecil kebenaran mereka telah menjadi obor pem perubahan, menerangi jalan menuju kebebasan dan keadilan.


Di Indonesia sendiri, ada banyak kisah tentang api kecil kebenaran yang membakar semangat perubahan. R.A. Kartini, dengan pena dan pemikirannya, memperjuangkan emansipasi wanita. Bung Tomo, dengan orasinya yang menggema, membangkitkan semangat rakyat melawan penjajah.


Menjaga Api Kecil Kebenaran Tetap Menyala

Kita semua, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab untuk menjaga api kecil kebenaran tetap menyala. Tak perlu aksi heroik yang menggemparkan, cukup dengan langkah-langkah sederhana: Pertama, Mencari kebenaran dari sumber terpercaya. Jangan mudah termakan berita hoaks dan informasi menyesatkan. Lakukan verifikasi dan cek fakta sebelum menyebarkan informasi.


Kedua, Berani bersuara, meski lirih. Sampaikan pendapat dengan santun dan агgumentаtif. Gunakan platform media sosial untuk menyebarkan pesan kebenaran, bukan kebencian.


Ketiga, Menolak ketidakadilan, dalam bentuk apapun. Bela yang lemah, perjuangkan hak-hak asasi manusia, dan lawan segala bentuk diskriminasi.


Keempat, Hidup dengan nilai-nilai kebenaran. Jadilah teladan bagi orang lain, tunjukkan bahwa hidup dengan kejujuran dan integritas itu mungkin.


Bersama, Kita Ciptakan Dunia yang Lebih Baik

Mungkin kita merasa kecil dan tak berdaya. Mungkin suara kita terasa lirih di tengah hiruk pikuk dunia. Namun, ingatlah, api kecil jika bersatu bisa menjadi kobaran besar yang mampu menerangi kegelapan.


Mari kita jaga api kecil kebenaran tetap menyala, bersama-sama. Mari kita lawan ketidakadilan dan kebohongan. Mari kita wujudkan dunia yang lebih adil, lebih damai, dan lebih sejahtera.


Jangan biarkan kebenaran terbungkam! Mari nyanyikan lagu keadilan bersama, kobarkan semangat perubahan! Bersama, kita ciptakan dunia yang lebih baik!. Wallahu A'lam Bishawab. Semoga bermanfaat.



Post a Comment

0 Comments